http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=ArxD69eGHI6HNA.7.INTRTvYjX1G;_ylv=3?qid=20101026032215AA14mVJ
Sepak terjang muallf palsu, kehabisan akal?
sebuah kesaksian :
Metodologi Baru Kristenisasi
Penulis : Adinda Poetri
Narasumber : Steven Indra Wibowo (Widjaja) (Disampaikan pada KOL Jum'at, 10 Juli 2009)
Beberapa fakta dilapangan yang memang saya hadapi bersama dengan Ustadz Athian Ali, dan Ustadz Irena Handono, juga bersama Ustadz Abu Dheedat beberapa waktu lalu yaitu upaya-upaya kristenisasi dikalangan masyarakat menengah keatas.
Kita sama-sama tahu, kalau untuk kalangan menengah kebawah cara yang dilakukan dengan membagi bagi indomie atau beras atau uang. Ada juga kalau ditarik dari garis usia, maka anak muda menghadapi pasangan hidup yang berseberangan akidah. Beberapa berpacaran dan bahkan sampai pada hubungan yang serius dan di beberapa kasus ada yang sampai sudah memiliki anak, lalu ditarik ke agama mereka, dan anak akan dijadikan alasan yang paling kuat untuk murtad disaat seperti ini.
Ada juga beberapa (saya menemukan sendiri) yang sampe berani (maaf) menawarkan free night show, pelayanan sex bebas (maaf), luar biasa memang kalau dipikirkan. Sebab inilah inti ajaran kristen yang berkembang di Indonesia yaitu ajaran dari Paulus, mengembangkan metode dengan cara apapun juga agar dapat membawa "domba tersesat" kembali.
Dan baru-baru ini saya mendapat bahan baru dari mualaf S2 Theology di Bandung dan beliau menceritakan apa yang sedang mereka persiapkan, karena kalangan menengah kebawah sudah menjadi "mudah" untuk ditarik ke agama mereka, maka mereka mulai untuk mengejar kalangan menengah keatas dengan strata pendidikan yang lebih tinggi masuk ke jaringan kampus ke kampus.
Untuk akhwat mungkin dengan dipacari bisa atau dengan dinikahi dan dia beralasan mualaf pada saat menikah dan setelah mendapat anak, maka anak mulai di doktrin untuk mengenal agama mereka dan nantinya ditarik untuk mulai melakukan kebiasaan kebiasaan mereka dan akhirnya pada hari yang sudah ditentukan (biasanya gereja membiayai hidup mereka) maka domba atau istri dan anaknya diajak masuk kristen atau dicerai dan sebagai istri biasanya (kurang lebih 70 %) akan menurut dengan alasan anak. Dengan begini saja sudah cukup banyak murtadin secara gak langsung di Indonesia.
Ini jaman saya masih sekolah Theolog sudah ada dan sekarang menggunakan metode edukasi. Beberapa sekolah Katholik dan Protestant menerima pengajuan beasiswa (terutama kalangan muslim). Pertanyaannya "ini yayasan ngapain ngurus orang Islam ?". Dan ternyata memang begitulah sasarannya dan secara tidak langsung sebagian dari kita menjadi korbannya dan metode terbaru mereka untuk kalangan terpelajar lebih dahsyat.
Mereka menggunakan analogy yang di nukil dari al-Quran. Memberi penerangan kekal antara surga dan neraka. Ada beberapa yang masih menggunakan topik lama tapi mujarab "Muhammad is phedofilia". Astagfirullah. Tapi sebenarnya memang muslim nya yang lupa dan lemah secara akidah karena rata rata pendidikan formal tidak didampingi pendidikan agama. Dan memang inilah gerakan yang luar biasa dengan dana yang tidak terbatas pula. (Wallahualam)
Saya tahu sendiri waktu nemenin papa (ayah) saya. Papa saya salah satu pemegang nomor rekening transit dana dari Stephen Thong. Dana-dana yang digunakan untuk pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara, ada di Kemayoran. Berikut kampus theology bertaraf international dengan kurikulum dari USA dan kemampuan untuk menelorkan beberapa missionaris hebat. Bayangkan, di Asia hanya indonesia nantinya yang memiliki kampus theologia internasional. Saya sendiri dulu di st. Michael. Memang jauh di Inggris, dan ternyata nantinya sudah ada di Indonesia.
Ironisnya adalah mereka menggunakan metode yang di regenerasikan dan kita tidak pernah meregenerasikan statement dan bukti sejarah. Kita terlalu sibuk dengan fiqih, halal, haram, kafir, semi kafir, separo kafir, apalah, masih banyak lagi. Kok kita tidak pernah meregenerasikan ilmu dari beberapa ulama-ulama besar tentang cara pemersatu ummat, tentang cara cara untuk melawan kristenis
• 10 menit lalu
• - 4 hari tersisa untuk dijawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar