Rabu, 02 Februari 2011

6479. sudewa kusuma.

jawaban atas pertanyaan:

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AmZH3NI7wxUSez4ikBZUwwzYjX1G;_ylv=3?qid=20110131184932AATMo8l

halooooo.... PK.... mengapa caci maki ANJING KRISTEN seperti ini tidak kamu hapus....?
International Crisis Group (ICG) : Brussels Belgia .. Sidney Jones
Provokator Insiden Ciketing adalah perbuatan dari Kristen Radikal
Laporan ICG mengungkapkan, bahwa kristenisasi menjadi penyebab ketegangan antar agama di Indonesia. Begitu pun di kalangan ummat Islam isu Kristenisasi sangat mendapat perhatian. Tak aneh kalau Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri pada 2006 membentuk Komite Penanggulangan Bahaya Pemurtadan (KPBP). Belakangan nama itu berubah menjadi Komite Dakwah Khusus (KPK). Kekerasan berlatar- belakang agama yang paling terkenal adalah peristiwa Ciketing, perkelahian kelompok masyarakat setempat dengan rombongan jemaah HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang mengadakan pawai di jalan mengakibatkan sejumlah orang cedera, 12 September lalu.
Insiden Ciketing dibesar-besarkan hingga menjadi sorotan internasional. Padahal ini hanya persoalan lokal, setingkat RT/RW saja. yang bisa diselesaikan.
Menurut ICG :”Satu hal, umat Islam tidak melakukan penolakan terhadap kegiatan kebaktian KRISTEN tetapi masalah keberadaan gereja illegal yang sudah ada aturannya Kalau umat Islam menolak kebaktian, dapat dipastikan tidak ada gereja yang bisa berdiri di Bekasi, jadi insiden Ciketing adalah proses konflik yang sangat panjang dan tak bisa dipisahkan dari banyaknya kasus Kristenisasi yang menyulut gesekan antar umat beragama karena para penginjil radikal melakukan Kristenisasi dengan menghalakna segala cara, termasuk menipu dan melecehkan agama lain.
Inilah beberapa kasus Kristenisasi di Bekasi sebelum pecahnya Insiden Ciketing:
Bagi Kristen HKBP dan aktivis liberal, insiden Ciketing 12 September 2010 adalah berkat tersendiri. Bentrokan fisik antara ratusan jemaat HKBP dengan belasan warga muslim di kelurahan Mustika Jaya Bekasi yang mengakibatkan tertusuknya jemaat HKBP Hasian Sihombing itu menjadi komoditi untuk mendiskreditkan umat Islam. Mereka mengabaikan fakta bahwa dalam insiden itu dimana ada muslim juga yang menjadi korban luka karena dikeroyok jemaat HKBP.
Selama empat bulan sejak peristiwa itu, secara Spartan media Kristen mengangkat tema intoleransi umat Islam. dengan membuat tajuk :
1. “Hentikan Langkah Kelompok Intoleran” (tabloid Reformata edisi Oktober 2010),
2. “Nasib Gereja Makin Terancam” (majalah Spektrum edisi November 2010), 3.“Intoleransi Pada Umat Kristen Meningkat” (majalah Narwastu edisi November 2010), 4.“Kaum Minoritas Kehilangan Tempat” (tabloid Zaitun edisi 55),
Insiden Ciketing dieksploitasi sedemikian rupa untuk menarik simpati dunia, seolah-olah umat Kristen adalah kaum ditindas, dizalimi dan di intimidasi di Negara Indonesia yang mayoritas Muslim bahkan dipolitisir secara resmi oleh ephorus HKBP untuk mencabut Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 8 dan 9 tahun 2006 tentang Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah.
Sementara akar masalah yang sesungguhnya yaitu : pemalsuan tandatangan warga, manipulasi fotocopy KTP warga Muslim dalam proses perizinan gereja HKBP mereka tutup rapat-rapat, misalnya, pemalsuan tandatangan warga dan manipulasi fotocopy KTP warga Muslim dengan imbalan Rp 100.000 s/d 1 juta rupiah yang dikucurkan HKBP untuk sebuah foto copy KTP dalam proses perizinan gereja HKBP sama sekali TIDAK disinggung-singgung.
Sehebat kafiriin HKBP menutupi fakta, akhirnya terbongkar juga dimana November 2010, International Crisis Group (ICG) merilis laporan berkode “Asia Briefing N°114”
secara blak-blakan mempublikasikan hasil investigasi yang panjang dari berbagai sumber bahwa akar masalah di balik insiden Ciketing itu adalah MARAKNYA GERAKAN KRISTENISASI di Bekasi yang didanai dari luar negeri.
Laporan ICG tgl 24 November 2010 dengan judul “Indonesia : ‘Christianization’ and Intolerance” itu, memperkuat hasil investigasi yang dilakukan FPI.
Di simpulkan bahwa salah satu faktor utama meningkatnya gesekan antar umat beragama di Indonesia adalah AGRESIVITAS kegiatan penginjilan di daerah Muslim (Aggressive evangelical Christian proselytizing in Muslim strongholds).
“On the Christian side, several evangelical organizations committed to converting Muslims have also set up shop in Bekasi, some funded internationally, others purely home-grown. Yayasan MAHANAIM, one of the wealthiest and most active, is particularly loathed by the Islamist community because of its programs targeting the Muslim poor. Another, Yayasan BETHMIDRASH TALMIDDIN, run by a Muslim convert to Christianity, uses Arabic calligraphy on the cover of its booklets, suggesting they are Islamic in content, and requires every student at its school as a graduation requirement to convert five people,”
• 2 jam lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar